Studi ILO dan OJK ungkap kebutuhan mendesak akan transformasi digital di Bank Perekonomian Rakyat dan Syariah (BPR/BPRS)
Menggunakan metode penelitian campuran yang memadukan studi kepustakaan, diskusi kelompok terpumpun, dan survei, studi ini melibatkan secara keseluruhan 865 BPR dan 77 BPRS. Studi ini bertujuan untuk mengkaji tren perkembangan layanan keuangan digital di sektor perbankan, meninjau situasi digitalisasi saat ini di BPR dan BPRS, termasuk peluang, kesenjangan dan tantangan, serta mengidentifikasi layanan keuangan digital yang dapat diadaptasi untuk BPR/BPRS.
Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi pada formulasi kerangka regulasi dan kebijakan yang kondusif."
Djauhari Sitorus, Manajer Proyek ILO untuk Meningkatkan Akses UKM ke Layanan Keuangan (Promise II Impact)
Selain itu, studi ini menyoroti kerja sama antar lembaga sebagai solusi potensial untuk mendorong transformasi digital bagi BPR/BPRS melalui kemitraan dengan perusahaan teknologi atau bank komersial yang telah bekerja sama dengan BPR dalam transaksi pembayaran digital. Kerja sama seperti ini akan membuat transformasi digital lebih mudah diakses dan efisien, terutama mengingat studi menunjukkan bahwa kerja sama yang dilakukan oleh BPR/BPRS dengan perusahaan teknologi maupun bank komersial masih di bawah 28 persen.
Sotarduga Napitupulu, Penasihat Deputi Komisioner Regional OJK, mengatakan bahwa OJK akan terus mendukung penerapan teknologi digital yang meningkatkan kinerja BPR/BPRS. "Sebagai badan pengatur dan pengawas BPR, OJK mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh ILO melalui studi bersama dalam upaya mendukung percepatan transformasi digital BPR/BPRS. Ini sejalan dengan Cetak Biru Transformasi Digital untuk Perbankan dan Peta Jalan Pengembangan BPR dan BPRS 2021-2025," katanya. Selain itu, OJK juga mendukung jika ada kajian lanjutan dan juga perluasan wilayah intervensi proyek ILO untuk menumbuhkembangkan ekosistem UKM di wilayah-wilayah berpotensi lainnya di Indonesia.
Acara peluncuran dihadiri oleh direktur BPR/BPRS di provinsi Aceh dan Sumatera Utara, lembaga keuangan non-bank, pejabat pemerintah daerah dan perwakilan Dewan Atsiri Indonesia (DAI). Selain dari penyebaran temuan utama, acara ini juga memfasilitasi dialog antara UMKM, lembaga keuangan dan para pembuat kebijakan untuk mendukung dan memperkuat ekosistem rantai nilai di sektor ekonomi prioritas di provinsi Aceh.
Program Promise II Impact ILO, yang didanai oleh Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO), bertujuan untuk memperkuat lingkungan yang memungkinkan bagi sektor keuangan inklusif untuk UMKM yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan peluang kerja, terutama dalam situasi pasca-pandemi. Proyek ini juga mendukung prioritas pemerintah Indonesia untuk mempromosikan ekonomi digital serta sejalan dengan kebijakan dan program pemulihan ekonomi pasca-pandemi pemerintah yaitu mendorong transformasi digital dan peningkatan inklusi keuangan, termasuk pembiayaan bagi UMKM.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Tomas SugionoKoordinator Proyek ILO untuk Promise II Impact
Email: sugiono@ilo.org
Legal Disclaimer:
EIN Presswire provides this news content "as is" without warranty of any kind. We do not accept any responsibility or liability for the accuracy, content, images, videos, licenses, completeness, legality, or reliability of the information contained in this article. If you have any complaints or copyright issues related to this article, kindly contact the author above.